Senin, 06 Desember 2010

Ketika Calon Dokter Gigi Harus Sakit Gigi

Sakit gigi . Ya . Banyak orang yang membenci penyakit ini , bahkan ga ada yang mau terkena penyakit ini karna sakitnya yang super duper minta ampun sakitnya . Bahkan ada sebuah lirik lagu ... lebih baik sakit hati , daripada sakit gigi ini ... Hmm , memang sakit gigi itu berjuta rasanya . Hahaha . Kali ini saya akan bercerita tentang pengalamanku yang terjadi kemarin , bahkan masih terjadi hingga saya sedang menulis postingan ini .

Well . Sebetulnya sejak SMA dulu , gigi geraham bawahku atau M2 sudah berlubang , cuman maklum saja di daerahku belom ada dokter gigi yang terpercaya , dan rasa malas yang hinggap di diriku membuatku malas untuk memeriksakannya . Ketika pertama kali tiba di Yogyakarta , saya sebenarnya sudah niat untuk memeriksakan gigiku ini . Tapi ... lagi lagi MALAS . hahaha :D . Hingga akhirnya puncaknya saat temanku , Lina , hendak menambal giginya yang berlubang . Tiba-tiba seolah mendapat angin segar , saya pun bersemangat untuk melakukan hal yang sama . Lalu kami pun bergegas menuju ke RSGM FKG UGM . Tapi sebelum itu , saya terus mewawancarai Lina bagaimana rasanya gigi di tambal . Maklum , saya terakhir berhubungan dengan dokter gigi saat kelas 2 SD . Hahaha . Jadul banget yaa . Setelah menunggu sekian lama , akhirnya giliran saya pun tiba . Deg-degan ? Pastinya . Tapi ngga sampe yang gimana banget yaa . Cuman agak gemetaran dikit . Setelah berdiskusi dengan dokternya , saya pun di suruh duduk di kursi pemeriksaan . Rasa takut itu semakin memuncak , apalagi saat melihat alat-alat yang nantinya akan saya gunakan juga kalo udah jadi dokter gigi (Amin) . Dokter pun mulai membersihkan gigi saya , dan dokter nya sempat terkejut karna melihat lubang gigi saya yang udah membentuk 'kawah' . Grrr serem banget ngga sih . Lalu gigi saya mulai di laser atau di bor . Ternyata enak juga . Agak agak dingin gimana gitu . Hahahaha . Lalu dokternya memberikan tambalan ke gigi saya yang berlubang itu . Agak sakit sih , apalagi sedikit mengganjal dan cukup mengganggu penampilan , apalagi warnanya merah muda . Lalu dokternya menyarankan untuk kembali memeriksakan gigi saya 3 hari berikutnya untuk mengganti tambalan sementaranya . Hewh . Kirain udah , ternyata masih harus ke dokter gigi lagi . Nasib nasib . Ckckck .

Tiga hari kemudian saya kembali ke RSGM untuk melanjutkan perawatan . Kali ini dengan dokter gigi yang berbeda tapi sudah tau tentang riwayat medis saya (ya iyalah , kan ada rekam medisnya) . Nah untuk yang kali ini saya agak sedikit bete karena antrian yamg cukup panjang , sehingga saya harus bersabar . Setelah menunggu selama +/- 2 jam , giliran saya pun tiba . Setelah berdiskusi sebentar dengan dokternya , saya pun menuju ke dental chair . Untuk kali ini saya sudah ngga takut lagi , malah ketagihan . Hahahah . Setelah membersihkan tambalan yang lama , dokternya kemudian memasang tambalan yang baru . Tapi sebelum itu , saya harus di foto rontgen dulu , untuk mengetahui seberapa dalam lubangnya . What ??? Rontgen ??? Waah , untuk yang ini saya takut , karena sebelumnya ga pernah di rontgen . Lalu saya menuju ke ruang radiologi untuk di foto (bukan foto studio yaa) . Eh , ternyata ngga lama , tapi agak sakit karena kertas fotonya dimasukkan ke dalam mulut saya :'( . Setelah menunggu , hasilnya rontgennya pun jadi . Dan saya cukup terkejut karena ada gigi yang impaksi , meskipun belum tumbuh . OH MG , betul-betul menderitanya gigi saya ini . Lalu dokternya menjelaskan hasil rontgennya , bahwa ternyata lubang gigi saya udah hampir mengenai akar gigi saya , yang jika tidak dilakukan tindakan akan berpengaruh terhadap saraf-saraf di gigi bahkan otak . Lalu dokternya menyaran kan untuk dilakukan perawatan endodontik atau perawatan saluran akar dengan biaya yang ga begitu mahal . Dokternya meminta saya untuk di endo , 3 hari kemudian . 
Tapi , bukan pasien namanya kalo ngga bandel . Saya tidak mengindahkan anjuran dokter . Sebenarnya saya niat , tapi harganya itu loh . Saya pun mulai mencari-cari kenalan koass untuk di endo , namun sayangnya koass ngga bisa , karna mereka hanya melakukan perawatan akar tunggal saja . Saya pun di sarankan untuk mencari residen saja (bukan residen apartemen yaa , tp dokter gigi yang sedang pendidikan spesialis) . 

Seminggu pun berlalu . Saya mulai merasakan sakit yang amat sangat pada gigi saya yang ditambal . Saya mulai berpikir gimana caranya biar sakitnya ngga seperti ini . Saya pun mencoba meminum obat penahan rasa sakit , saran dari teman saya . Tapi ngga begitu ampuh karna hanya sebentar . Kemudian saya berpikir , gimana kalo giginya dicabut saja . Pilihan yang cukup sulit . Saya pun mulai mencari dokter gigi yang lain (bukan di RSGM) . Saya coba ke sebuah klinik , tp sayangnya harga cabut 1 gigi = 200rb . Saya pun mengurungkan niat . Lalu saya mencoba ke sebuah puskesmas di daerah Maguwo , RingRoad Utara . Saya berpikir harganya jauh lebih murah dan merakyat . Hehehe . Saya pun tiba di puskesmas dan langsung menunggu di ruang tunggu . Sekitar 15menit , saya pun di panggil ke ruang periksa . Saat itu saya takut . Sangat takut . Bayangkan saja , gigi saya akan di cabut . dan nantinya saya akan memakai GTC ( Gigi Tiruan Cekatan ) . Kasihan skali gigi ini . Tapi untungnya dokternya tidak langsung melakukan tindakan itu . Sang dokter hanya mengganti tambalan gigi yang lama dengan tambalan yang baru dan ini masih sementara , karna masih akan dilakukan observasi dulu . Setelah itu di beri obat oleh sang dokter . Obatnya sih sama dengan yang saya minum , untuk menahan rasa sakit . Dan hingga detik ini , sakit gigi saya belum berakhir . Apakah sebelum menjadi dokter gigi harus merasakan sakit gigi dulu ? Tergantung . Saran saya untuk pembaca sekalian , kalau punya gigi yang berlubang sekecil apapun segeralah ditambal , kalo tidak nanti nasib anda akan sama seperti saya . Cintailah Gigi dan Diri Anda :)

1 komentar: